Standar Kompetensi : Menjelaskan sistem dan sifat koloid serta penerapannya dalam      kehidupan         sehari-hari   
Kompetensi Dasar     :   Mengelompokkan sifat-sifat koloid dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari
Indikator                  :   1. Mengklasifikasi suspensi kasar, larutan sejati, dan kolid berdasarkan data hasil     pengamatan (effek Tyndal, homogen/heterogen, dan penyaringan
                                    2.  Mengelompokkan jenis koloid berdasarkan fase terdispersi dan fase pendispersi
                                  3. Mendeskripsikan sifat-sifat koloid (effek Tyndal, gerak brown,  dialisis,                                     elektroforesis, emulsi, koagulasi)

A.      Sistem Koloid
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering menggunakan produk-produk seperti parfum, hairspray, sabun, detergen, semprot obat nyamuk, gelas berwarna, mengkonsumsi agar-agar, maupun melihat banyaknya debu dijalanan, adanya awan, dan asap.

Namun, apakah kalian tahu apa nama campuran pada benda-benda tersebut, apa perbedaannya dengan campuran air gula dan campuran air tepung, serta bagaimana sifatnya?. Oleh karena itulah jika kalian ingin mengetahui lebih banyak mengenai hal-hal tersebut, yuk kita belajar sama-sama. 

a.      Pengertian Sistem Koloid
Sistem Koloid adalah suatu bentuk campuran yang keadaannya terletak antara larutan dan suspensi (campuran kasar). Sistem koloid terdiri atas fase terdispersi dengan ukuran tertentu dalam medium pendispersi. Fase terdispersi adalah zat yang didispersikan, sedangkan fase pendispersi adalah medium yang digunakan untuk mendispersikan.

b.      Perbandingan Sifat Larutan, Suspensi, dan Sistem Koloid
Untuk memahami perbedaan sifat larutan, suspensi, dan koloid coba kalian perhatikan ketiga campuran berikut yaitu campuran air dan gula, campuran air dan tepung, serta air susu. 
 
(Sumber : http://www.youtube.com)
Pada campuran gula dan air, ternyata gula dapat larut sempurna dalam air, sehingga tidak dapat dibedakan lagi mana komponen-komponennya. Keadaan ini disebut homogen. Sedangkan pada campuran air dan tepung, ternyata tepung tidak larut, dan terdapat endapan tepung (tampak bidang batas) pada campuran tersebut. Dengan demikian campuran tersebut tidak bercampur sempurna dan masih dapat dibedakan antara komponen tepung dengan airnya. Keadaan ini disebut heterogen. Lalu bagaimana dengan air susu? Secara kasat mata kita memperhatikan campuran tersebut tampak homogen, akan tetapi sebenarnya secara mikroskopis, campuran tersebut bersifat heterogen. Oleh karena itulah campuran ini disebut sistem koloid, sedangkan campuran gula dan air disebut larutan, dan campuran air dan tepung disebut suspensi. Jadi dapat disimpulkan perbandingan sifat larutan, suspensi, dan sistem koloid yaitu : 
 
Perbedaan Suspensi, Koloid, dan Larutan :


 Ukuran partikel suspensi, koloid, dan larutan:
 B.       Jenis-Jenis Koloid

a.       Aerosol
Aerosol adalah sistem koloid dari partikel padat atau cair yang terdispersi dalam gas. Jika yang terdispersi berupa zat padat disebut aerosol padat, sedangkan jika zat yang terdispersi berupa zat cair disebut aerosol cair. Contoh aerosol padat yaitu asap dan debu sedangkan contoh aerosol cair adalah kabut, obat nyamuk semprot, dan lain-lain.
Debu dan obat nyamuk semprot

b.      Sol
Sol adalah sistem koloid yang yang terdiri dari partikel padat yang terdispersi dalam zat cair. Contoh : tinta tulis dan cat
Cat                                   Tintya
c.       Emulsi
Emulsi adalah sistem koloid yang terdiri dari partikel zat cair yang terdispersi dalam zat cair lain, tetapi kedua zat cair itu tidak saling melarutkan. Contoh : santan, susu, dan mayonaise.

(Sumber : http://www.youtube.com)


d.      Buih
Buih adalah sistem koloid dari gas yang terdispersi dalam zat cair. Contoh : sabun dan detergen.

(Sumber : http://www.youtube.com) 
e.       Gel
Gel adalah koloid yang bersifat setengah kaku (antara padat dan cair). Contoh : agar-agar dan lem kanji.
 
(Sumber : http://www.youtube.com)


C. Sifat-Sifat Koloid
a.       Effek tyndal   

John Tyndall 

    Efek Tyndall merupakan satu bentuk sifat optik yang dimiliki oleh sistem koloid. Pada tahun 1869, Tyndall menemukan bahwa apabila suatu berkas cahaya dilewatkan pada sistem koloid maka berkas cahaya tadi akan tampak. Tetapi apabila berkas cahaya yang sama dilewatkan pada dilewatkan pada larutan sejati, berkas cahaya tadi tidak akan tampak. Singkat kata efek Tyndall merupakan efek penghamburan cahaya oleh sistem koloid.






Pengamatan mengenai efek Tyndall dapat dilihat pada gambar :
Hamburan cahaya oleh koloid 
Efek Tyndal koloid :



Efek Tyndal koloid
Hamburan Cahaya

   Dalam kehidupan sehari-hari, efek Tyndall dapat kita amati seperti:
  •      Di bioskop, jika ada asap mengepul maka cahaya proyektor akan terlihat lebih terang.
  •      Di daerah berkabut, sorot lampu mobil terlihat lebih jelas
  •      Sinar matahari yang masuk melewati celah ke dalam ruangan berdebu, maka partikel debu akan terlihat dengan jelas.
Hamburan cahaya oleh asap 
Hamburan cahaya oleh asap


b.      Gerak Brown
Robert Brown










                Robert Brown
      Sistem koloid juga mempunyai sifat kinetik selain sifat optic yang telah dijelaskan diatas. Sifat kinetik ini dapat terjadi karena disebabkan oleh gerakan termal dan gravitasi. Dua hal ini menyebabkan sistem koloid dapat bergerak zig-zag. Gerakan ini pertama ditemukan oleh seorang ahli biologi yang bernama Robert Brown yang melakukan pengamatan pada serbuk sari dengan menggunakan mikroskop, sehingga dinamakan gerak Brown.



 


Pengamatan mengenai gerak Brown dapat dilihat pada gambar dibawah.
Gerak Brown
Gerak Brown

c.       Adsorbsi

Adsorbsi ion oleh koloid        Beberapa sistem koloid mempunyai sifat dapat melakukan penyerapan (adsorbsi) terhadap partikel atau ion atau senyawa lain (Gambar 6.9). Penyerapan pada permukaan disebut adsorbsi, sedangkan penyerapan sampai pada lapisan dalam disebut absorbsi. Daya penyerapan ini menyebabkan beberapa sistem koloid mempunyai muatan tertentu sesuai muatan yang diserap.
d.       Koagulasi
             Koagulasi atau pengendapan/penggumpalan yang disebabkan oleh gaya gravitasi akan terjadi jika sistem koloid dalam keadaan tidak bermuatan. Ada beberapa hal yang dapat menyebabkan koloid bersifat netral, yaitu: 
1.  Menggunakan Prinsip Elektroforesis. Proses elektroforesis adalah pergerakan partikel-partikel koloid yang bermuatan ke elektrode dengan muatan yang berlawanan. Ketika partikel ini mencapai elektrode, maka sistem koloid akan kehilangan muatannya dan bersifat netral.
2. Penambahan koloid lain dengan muatan yang berlawanan. Ketika koloid bermuatan positif dicampurkan dengan koloid bermuatan negatif, maka muatan tersebut akan saling menghilangkan dan bersifat netral.
3.  Penambahan Elektrolit. Jika suatu elektrolit ditambahkan pada sistem koloid, maka partikel koloid yang bermuatan negatif akan mengadsorpsi koloid dengan muatan positif (kation) dari elektrolit. Begitu juga sebaliknya, partikel positif akan mengadsorpsi partikel negatif (anion) dari elektrolit. Dari adsorpsi diatas, maka terjadi koagulasi.
4.  Pendidihan. Kenaikan suhu sistem koloid menyebabkan tumbukan antar partikel-partikel sol dengan molekul-molekul air bertambah banyak. Hal ini melepaskan elektrolit yang teradsorpsi pada permukaan koloid. Akibatnya partikel tidak bermuatan.


 

(Sumber : http://www.youtube.com)



zwani.com myspace graphic comments
Free Twitter Backgrounds